Banyumas - Guna mengantisipasi berkembang gerakan paham Radikal dan separatisme, Prajurit Wijayakusuma Korem 071/Wijayakusuma sosialisasikan cegah tangkal radikalisme/separatisme, Selasa (29/6/2021) di Gedung Pertemuan A.Yani Makorem 071/Wijayakusuma, Sokaraja, Banyumas.
Baca juga:
Nasi Tumpeng Hidangan Pembuka TMMD Tumanggal
|
Komandan Korem 071/Wijayakusuma, Kolonel Inf Dwi Lagan Safrudin, S.I.P., dalam amanat tertulisnya yang dibacakan Mayor Cba (K) Roro Sriharjani Eda S. Sos., menyampaikan, kita harus menyadari bahwa perjalanan panjang gerakan Komunis di Indonesia, untuk mewujudkan masyarakat komunis di Indonesia tidak pernah berhenti untuk mencapai tujuan tersebut.
"Komunis telah menggunakan berbagai cara, mulai dari mempengaruhi massa melalui penetrasi, infiltrasi bahkan melakukan penyusupan kedalam berbagai organisasi maupun pemerintahan", terangnya.
Kolonel Lagan mengingatkan segenap prajurit dan PNS nya untuk mewaspadai perkembangan ilmu teknologi di era globalisasi seperti saat ini, faham komunisme telah bangkit dan bermetamorfosa dengan baju barunya.
"Bangkitnya komunisme ini dilakukan dengan membentuk berbagai organisasi massa baik ditingkat pusat maupun daerah. Bahkan tokoh-tokoh komunis dan para kadernya sudah berani secara terang-terangan menyampaikan pendapatnya melalui berbagai media dan berhasil melakukan penyusupan ke dalam berbagai organisasi kemasyarakatan atau telah menyusup ke berbagai lembaga pemerintah untuk melakukan aksinya dari dalam", ungkapnya.
Karenanya, dengan menilik hal tersebut, maksud dan tujuan diadakannya sosialisasi ini, agar para prajurit dan PNS Korem 071/Wijayakusuma benar-benar memahami bahaya laten komunis di Indonesia. Sehingga, kita mampu mengantisipasi dan mencegah ajaran komunis dan faham Radikal tersebut terhadap keluarga, diri pribadi, masyarakat maupun lingkungan.
Sosialisasi Cegah Tangkal Radukalisme/Separatisme ini disampaikan Mayor Cba (K) Roro Sriharjani Eda S. Sos.
Ia meminta, agar prajurit selalu memonitor setiap perkembangan situasi di wilayah.
"Lakukan deteksi dini dan cegah dini, agar hal tersebut tidak berkembang dalam menghasut maupun mengajak untuk turut serta dalam kelompoknya, “ pungkasnya.
Totong